Mengalisejarah dalam karya Taufik Ismail Tirani dan Benteng. 1. Latar Belakang Masalah. Beribicara tentang sejarah pasti tidak lepas dari peristiwa di masa lalu yang dilakukan oleh manusia dalam kerang waktu tertentu. Peristiwa di masa lalu itu hanya akan terjadi satu kali dalam perederan bumi ini hingga saatnya berhenti untuk bergerak dari
Citra pada awalnya adalah sajak karya Usmar Ismail tahun 1943. Dalam perkembangannya, beliau mengangkatnya sebagai suatu pertunjukan sandiwara, yang tokoh
TaufikIsmail merupakan seorang penyair dan juga sastrawan asal Indonesia yang terkenal. Beliau lahir pada tanggal 25 Juni 1935, di Fort de Kock, Sumatera Barat (sekarang kota Bukit tinggi). Taufik Ismail mendapat gelar Datuk Panji Alam Khalifatullah. Taufik Ismail pun dikenal sebagai salah satu tokoh sastrawan Indonesia dengan banyak
Dandi sebelah mural itu, kita juga menukilkan salah satu karya puisi Usmar Ismail sebelum menjadi insan perfilman. Itu ada di janjang 40, karena kami menganggap janjang 40 itu adalah sebuah laluan yang sangat akrab dengan masyarakat Bukittinggi. Balik lagi ke konsep awalnya agar Usmar Ismail dekat dengan masyarakat di kota kelahirannya
UsmarIsmail (20 Maret 1921 - 2 Januari 1971) adalah seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia yang berdarah Minangkabau. Ia diangga
yIeJeTu. Lahir 20 Maret 1921 di Bukittinggi, Sumatera Barat, meninggal tahun 1971 di Jakarta. Pendidikannya AMS-A II Yogyakarta dan Sekolah Menengah Tinggi Jakarta sampai tamat 1943.Dia muncul pada zaman pendudukan Jepang. Menulis puisi, cerita pendek, esei, dan drama. Kemudian kegiatannya mengarah pada dunia film dia menjadi sutradara dan menulis skenario film, terkadang juga menjdai juri festival masa pendudukan Jepang, dia mendirikan sandiwara Maya awal tahun 1944 sebagai imbangan terhadap badan propaganda Pusat Kebudayaan. Sesudah Indonesia merdeka, dia pindah dari Jakarta ke Yogya dan mendirikan majalah Tentara dan Patriot. Majalah-majalah ini berubah menjadi surat kabar harian dan majalah kebudayaan dan kesusastraan Arena. Sesudah Aksi Militer II Desember 1948, dia sebagai wartawan-politik Antara datang ke Jakarta, ditahan Belanda empat bulan atas tuduhan ambil bagian dalam aksi dari tahanan dia memperdalam pengetahuannya dalam dunia film, dengan masuk South Pacific Film Corporation. Dia pun mendirikan Perusahaan Film Nasional Indonesia Perfini, 1950. Dia mengikuti kuliah di fakultet Theatre Arts pada university of California di Los Angeles atas biaya Rockefeller Foundation awal tahun 1952 selama delapan bulan. Kemudian meninjau Eropa Barat, terutama yang sudah terbit Tempat yang Kosong, Mutiara dari Nusa Laut 1944, Sedih dan Gembira 1948, Puntung Berasap 1950, dan Mengupas Film 1983, editor Siahaan.Sejumlah karyanya ada dalam antologi Gema Tanah Air 1949 susunan Jassin dan Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang 1948 susunan Jassin pula. bepemedia Creative Communication Solutions Internet Solutions
› Pameran 100 Tahun Usmar Ismail diharapkan mengenalkan kembali Usmar Ismail kepada generasi muda di Ranah Minangkabau. KOMPAS/YOLA SASTRA Seorang pengunjung membaca puisi-puisi karya Usmar Ismail yang dipamerkan dalam Pameran 100 Tahun Usmar Ismail yang diadakan oleh Sako Academy dan di Padang, Sumatera Barat, Rabu 10/11/2021 malam. Pameran yang menampilkan berbagai karya Usmar ini, antara lain cuplikan gambar-gambar film, kutipan dialog film, puisi-puisi, dan lini masa kehidupan Usmar, digelar mulai 10 November hingga 10 Desember KOMPAS — Sako Academy dan menggelar Pameran 100 Tahun Usmar Ismail di Padang mulai 10 November hingga 10 Desember 2021. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas ditetapkannya Bapak Film Indonesia itu sebagai pahlawan nasional, pameran ini juga diharapkan mengenalkan kembali Usmar Ismail kepada generasi muda di Ranah 100 Tahun Usmar Ismail digelar di Segeh Koffiehuis yang juga halaman kantor Dalam pameran, ditampilkan berbagai karya Usmar, antara lain cuplikan gambar-gambar film, kutipan dialog film, puisi-puisi, dan lini masa kehidupan Usmar. Rangkaian kegiatan juga diisi acara dialog dan lomba video baca puisi serta video blog. ”Usmar Ismail tidak hanya inspirasi bagi orang-orang di Sumbar, tetapi Usmar adalah salah seorang tokoh bangsa di awal-awal kemerdekaan kita sudah membangun identitas kebangsaan lewat film,” kata Arief Malinmudo, Direktur Sako Academy, dalam pembukaan pameran, Rabu 10/11/2021 Juga Presiden Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional bagi Tokoh Empat ProvinsiPameran 100 Tahun Usmar Ismail ini merupakan yang kedua digelar di Sumbar. Pada Maret 2021, pameran juga digelar Sako Academy di Bukittinggi, kota kelahiran Usmar. Pameran ini dikurasi tiga orang, yaitu arsiparis film Lisa Bona Rahman, sutradara Riri Riza, dan sutradara Arief Malinmudo.”Kami bertiga merancang pameran ini sejak akhir 2020. Kami melabuhkan, konsep pameran ini adalah pameran yang mengembalikan Usmar untuk dekat dengan masyarakatnya,” kata Arief, sutradara film Surau dan Silek SASTRA Direktur Sako Academy Arief Malinmudo menunjukkan cuplikan gambar film ”Tiga Dara” karya Usmar Ismail kepada pengunjung dalam Pameran 100 Tahun Usmar Ismail yang diadakan Sako Academy dan di Padang, Sumatera Barat, Rabu 10/11/2021 malam. Pameran ini berlangsung mulai 10 November hingga 10 Desember lahir di Bukittinggi pada 20 Maret 1921. Ia menempuh pendidikan di Hollandsch Inlandsche School HIS Batusangkar dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs MULO Padang. Selepas itu, Usmar merantau untuk melanjutkan pendidikan dan meniti karier di bidang pertama yang disutradarai Usmar, Darah dan Doa, pada 1950 merupakan film nasional pertama. Hari pertama pengambilan gambar film ini pada 30 Maret 1950 dijadikan insan film sebagai Hari Film Nasional. Usmar juga diangkat sebagai Bapak Perfilman hidupnya yang tak genap 50 tahun, Usmar yang juga dikenal sebagai sastrawan, tokoh teater, wartawan, dan pejuang kemerdekaan telah memproduksi 33 film, antara lain Pedjuang 1960, Enam Djam di Djogja 1956, Tiga Dara 1956, dan Asrama Dara 1958. Film Pedjuang menyabet penghargaan dalam Festival Film Internasional Moscow pada menjelaskan, sebagai putra Minangkabau, Usmar juga memasukkan budaya daerah asalnya dalam karya, misalnya dalam film Harimau Tjampa 1953. Dalam film itu, ia menawarkan gagasan baru, yang mungkin belum dimiliki Hollywood pada masa itu, dengan menggunakan pola bertutur randai sebagai transisi di dalam Usmar tidak memperlagakkan identitas keminangannya itu. ”Namun, hal itu dipergunakan Usmar untuk mengomunikasikan sebuah identitas kebangsaan ke dunia luas. Ia mengamplifikasi sebuah negara yang belum genap 10 tahun merdeka, tetapi sudah punya identitas kebangsaan yang kuat, salah satunya lewat Harimau Tjampa,” ujar mengamplifikasi sebuah negara yang belum genap 10 tahun merdeka, tetapi sudah punya identitas kebangsaan yang Andri El Faruqi mengatakan, pameran ini merupakan bentuk acara syukuran atas penganugerahan gelar pahlawan nasional terhadap Usmar Ismail. Selain itu, pameran ini diharapkan pula bisa lebih mengenalkan lagi sosok Usmar Ismail kepada generasi muda.”Selain pameran, kami juga akan mengisi kegiatan dengan lomba video baca puisi, lomba vlog di tempat pameran. Tujuannya agar generasi milenial bisa mengenal sosok Usmar Ismail,” kata Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Sumbar Medi Iswandi, yang membuka pameran, mengatakan, mungkin tidak semua orang tahu, termasuk media, bahwa Usmar lahir dan dibesarkan di Sumbar. ”Sejarahnya jarang diungkap. Yang lebih kita kenal, Usmar Ismail merupakan sebuah gedung pusat perfilman yang ada di Ibu Kota,” kata Juga ”A Thousand Cuts”, Ketika Demokrasi Disayat dan Pers DibungkamKOMPAS/YOLA SASTRA Suasana acara pembukaan Pameran 100 Tahun Usmar Ismail yang diadakan Sako Academy dan di Padang, Sumatera Barat, Rabu 10/11/2021 malam. Pameran yang menampilkan berbagai karya Usmar ini, antara lain cuplikan gambar-gambar film, kutipan dialog film, puisi-puisi, dan lini masa kehidupan Usmar, digelar mulai 10 November hingga 10 Desember Usmar sebagai pahlawan nasional menambah daftar pahlawan nasional dari Sumbar. Uniknya, sebagian besar pahlawan dari Ranah Minang tidak berjuang dengan senjata, tetapi dengan akalnya, melalui diplomasi, politik, tulisan, dan pikiran. Fakta ini diharapkan bisa menginspirasi generasi muda Sumbar masa kini.”Itu membuktikan bahwa Sumbar adalah tempatnya orang-orang hebat. Tempatnya orang-orang yang siap mengorbankan diri dalam membangun negeri ini. Pameran ini diharapkan bisa mengenalkan Usmar Ismail dan menginspirasi anak-anak muda sekarang,” tutur Medi.
kumpulan puisi karya usmar ismail